Based true story in tanah Pasundan
"Apa yang kau cari selama ini, An,,?" lirih pelan tangan Fery menyisir rambut Aneta. Tatapan matanya seolah ingin mengalungkan pilu yang Ia rasakan. Fery menarik nafas. Seraya dengungan nafasnya memperlihatkan kekesalannya.
"Apa salahku hingga kau setega ini terhadapku ?" tegas Fery atas kekesalan yang terpendam selama ini.
Aneta menitikkan air mata, "Maafkan Aku, Mas. Aku..."
"Pstt... Yawdah kita teruskan nanti. Bentar ya..." potong Fery berlalu menuju ke kasir.
Fery memegang erat tangan Aneta. Tak seperti biasanya Fery terlihat begitu gugup. tak lama kedua pasang mata saling bertatapan, Anggukan Aneta mengiyakan isyarat ajakan Fery yang entah kemana Ia akan mengajaknya pergi.
Jalanan mulai sepi. Lampu-lampu kota menerangi 2 motor yang saling beriringan itu. Nampak Aneta masih terisak tangis. Hingga Fery pun membelokkan motornya ke suatu tempat.
"Kenapa seolah-olah mas memaksa aku untuk menerima cinta, Mas..??" , terang Aneta memulai pembicaraan.
"Apa...!!?!" Fery mulai mendekati gadis itu.
Pic by yudith harli sulfan paelongan

"Udah~cukup, Mas !! seseorang telah berhasil mengisi akuarium hidupku, seseorang telah membuatku bahagia, itu sebabnya aku memilih Dia", Terang perkataan Aneta membuat Fery kaget.
"Okey, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu itu...!!!", fery mengeluarkan foto yang tak lain adalah foto Aneta. Ia mencium foto itu lalu berlalu meninggalkan Aneta sendiri di malam itu. perasaan Fery yang tak menentu kala itu membuatnya bersikap bodoh. hingga Ia tak memperdulikan lagi seorang gadis di tengah malam itu sendiri. Karena Ia pun tak tahu harus berbuat apa lagi.
Good Bye....
andai cinta MAU DIPAKSA
Tentu Tak adil bagiku
Aku tak menyalahkan siapa-siapa
.... Tak lagi bisa berkata
~Fery~
01.29 WIB 26 Juli 2009 @ Umahe Mbaeh
No comments :
Post a Comment