Sunday, November 9, 2014

Ketika cinta tak bertuan

Created By Nanang_Grande

Hujan tak henti-hentinya turun. Sore itu di sebuah rumah kecil berteraskan tanah, termenung sesosok wanita yang tengah memandangi riakan air yang berjatuhan di tanah. Tak terlihat senyum di bibir wanita itu. Mmmmm... cantik aku bilang. Tapi tak tersirat sedikit pun tuk ku berusaha menyentuh hatinya. (Ya iyalah... tuaan dia kaliii).

Mba Danti... Iya, Mbah Sari yang tinggal di rumah itu biasa memangilnya dengan nama itu. Tak terpikir olehku untuk terlalu jauh menanyakan siapa, apa, dan darimana dia. Yang jelas, Mba Danti kali ini sedang membutuhkan suasana yang tenang untuk bisa melupakan kenangan-kenangan pahit yang mungkin ia lalui dulu. Sesekali ia berusaha menutupi segala kegalauan yang ia alami kepada siapa saja yang lewat. Namun, tak elak kalau ia selalu merenung dan terus merenung, pastilah ada sesuatu yang ia rasakan begitu berat sehingga ia mau tinggal di sebuah gubug kecil, jauh dari bayanganku ada seorang mahasiswi kota, pakaian bermerek, apalagi membawa mobil, mau-maunya tinggal di tempat seperti itu.

“Pagi, mba...” suaraku mengagetkannya. Hujan semakin besar, aku hanya sekedar menumpang berteduh karena hujan yang tiba-tiba deras hingga dan aku lupa membawa payung.
“oh..oh... pagi??” sahut Mba Danti keheranan. Setidaknya awalan yang santai dan menggelitik bisa membuat hati mba Danti tak kalut lagi.
“hehe... lagian Mba sore gini kok masih di luar?? Tar di culik Kalong lho...!!” Ujarku memecah konsentrasi Mba Danti yang masih keheranan dengan keberanianku menghampirinya.
“apa tuh Kalong???” tanya Mba Danti penasaran. “Kalong tuh adanya cuma di desa, mba. Di kota mana ada. Itu lho, kelelawar gede yang suka nyulik cewe kalo sore-sore kayak gini masih di luar, belum masuk rumah.” jawabku berusaha mengajaknya tertawa.

Aneh aku rasakan, Mba Danti tidak kelihatan judes atau cuek. Namun celotehan humorku tidak membuatnya tertawa bahkan tersenyum. Yah, tak terasa hari semakin sore, namun hujan tak henti-hentinya turun. Akupun pamit meninggalkan Mba Danti sendirian. Sebentar lagi maghrib, aku harus segera sampai ke masjid untuk bisa mengikuti sholat berjamaah. Eitz..Jangan heran kalau aku sekarang lebih sering ke masjid, yah karena tuntutan program KKN yang diatur oleh UU perKKNan di kelompokku. Jadi di peraturan itu setiap mahasiswa diwajibkan untuk sholat di masjid yang setelahnya diisi ceramah-ceramah sekitar dunia pendidikan dan dunia pekerjaan. Sebentar.... kayaknya penulis juga mengiyakan nih kalo itu juga sering dilakukan walaupun di luar KKN...hehehe

Lanjut cerita... akupun menjembreng (red, bahasa cilacap) kain sarungku yang aku ikatkan di pinggangku, aku pakai untuk menutupi kepalaku dari rintiknya hujan. Sesaat aku melangkahkan kakiku terdengar suara memanggil.

“Nang... Mau ngga Mas Nanang nungguin aku ambil mukena??? Aku mau ikut”. Suara lirih merayu yang yang tak lain itu adalah suara Mba Danti. Aku heran kenapa ia sampai tahu namaku. Mmmm.... mungkin memang dia pernah bertanya pada Mbah Sari tentang aku. Secara aku yang sering ngisi pengajian di masjid yang diikuti ibu-ibu PKK, kebetulan memang Mbah Sari masih aktif dalam organisasi itu.
“Oh, he-eh...”, sahutku menganggukkan kepala sambil menoleh ke wajah layu Mba Danti. Mba Danti pun masuk mengambil mukena dan payung miliknya dan segera menghampiriku tuk menuju ke masjid yang tak jauh dari rumah itu.

Hujan, Petir, suara geluduk seraya menghanyutkanku kedalam suasana sore itu.
Hari-hari berlalu, tak terasa waktu perpisahan KKN sebentar lagi. Aku pun berinisiatif untuk mengajak Mba Danti mengisi acara perpisahan nanti dengan nyanyi bareng teman-teman sekelompok KKN di desa Srati Kecamatan Gombong Jawa Tengah, desa yang aku tempati selama sebulan ini. Mba Danti kan pernah kuliah, dan sekarang sudah lagi jadi dokter, mungkin ada ide-ide yang bisa ditambahkan dalam acara perpisahan nanti. Seperti biasanya aku menunggu datangnya sore untuk bisa mengajak Mba Danti ke masjid. Hari masih siang, namun Aku tak sabar bergegas menuju rumah Mbah Sari yang selama ini ditinggali Mba Danti.

“Mba Danti ada, Mbah??”, tanyaku kepada sesosok nenek tua yang tak lain adalah Mbah Sari, pemilik rumah itu. Sepertinya ada yang aneh, tak kulihat seperti biasanya mobil sedan merah ber-plat F ada di samping rumah Mbah Sari.
“Oh, Mba Danti tadi pamit, Cah Bagus”. Jawab mbah seolah mengiyakan keanehan perasaanku tadi. “Tapi bentar ya, Den. Ada titipan buat Aden”, lanjut Mbah yang mengherankanku. Tadi mangggil aku Cah Bagus, sekarang malah Aden. Hahaha.... lucu aja, jadi ingat seorang teman yang di panggil Aden karena berasal dari Baturaden. Aden, singkatan dari Anak Baturaden, ga pernah makan sarden, bisanya Cuma nyinden. Hehehe.... piss

Tak lama kemudian, “Upz...” aku terdiam heran, melihat sebuah bingkisan dan sepucuk surat bertuliskan “To : Nanang Jelek”. Ugh, tak habis pikir kenapa ini terjadi begitu cepat. Selama ini aku dekat dengan Mba Danti karena aku selalu melihat Mba Danti yang selalu termenung di sore hari ketika ku menuju ke masjid. Aku heran melihat wanita yang seharusnya bekerja menjadi Dokter dan tinggal di kota, malah memilih untuk tinggal di sebuah rumah kecil di desa yang sepi ini.

“Dulu Mba Danti juga KKN di sini den, tinggalnya ya di rumah mbah ini” tukas mbah mengagetkanku ketika ku berusaha membuka isi surat itu.
“Katanya kalo Aden masih pengen ketemu sama Mba Danti, datang aja ke rumahnya di Bogor...”, lanjut mbah sembari mempersilahkanku untuk duduk di kursi yang biasa Mba Danti duduki.


Pertama aku sedih...lalu bimbang...lalu ragu...
Sekiranya kamu tahu apa isi hatiku
Tak kuasa ku menahan tangis di setiap tawaku
Tak ada yang menarik di dirimu
Namun hati ini tak henti-hentinya mengisyaratkan tuk mengatakan “Iya”
iya, aku telah menemukan hidup dalam diriku
Adalah kamu yang menuntunku menemukan jalan itu
karena kepolosan dan kelembutanmu
Dan aku sadar, kebahagiaanku selama ini adalah semu
Dan kini aku menemukan cinta sejati ada dalam dirimu
Kau lah Matahariku, sekaligus Lautanku
Kini... aku mengharapkan kehadiranmu
Ada di sisiku...

DanTie_Cute
Nb : tolong simpan mukenaku. Aku harap itu sebagai persembahanmu kelak...

Ada beberapa ganjalan yang selama ini aku urungkan tuk bertanya langsung ke Mba Danti. Kini ku selayaknya bertanya ke Mbah, apa yang sebenarnya terjadi padanya.
“Selama ini Mba Danti selama ini tu ngapain, Mbah...??? Tanyaku tak sabar menunggu jawaban dari Mbah Sari.
“Begini, Den. Mba Danti itu lagi sedih, dia baru saja ditinggal nikah sama suaminya. Suami yang ia kenal sejak mereka KKN di sini, Den. Mereka nikah baru 5 tahun tapi belum dikaruniai anak”. Tegas Mbah Sari seolah mengharapkanku tuk mengikuti alunan bicaranya mengharapkan Aku tuk mau menerima Mba Danti.
“Cuma gitu aja, Mbah??? Tanyaku heran.
“Namanya Rifqi, dia sekarang menjadi Pengacara di Jakarta. Singkat cerita ketika Dia menangani sebuah kasus investor asing yang berusaha mengambil semua aset-aset perusahaan kliennya yang mengalami pailit” terang Mbah memaksaku tuk terus mendengarkannya...

Suara azan pun mulai berkumandang. Menunjukan hari menjelang sore. Namun aku masih belum mau beranjak meninggalkan cerita yang belum terlihat ujung pucuknya ini.

“Mas Rifqi tergiur dengan tawaran klien, yang ketika itu memang kasus dimenangkan oleh pihak Mas Rifqi. Disitulah kesombongan suami Mba Danti mulai terlihat. Terlebih lagi klien memiliki putri cantik yang baru saja pulang dari Jerman untuk menyelesaikan gelar S1 Ekonomi di sana. Namanya juga lelaki, ga ada yang ga ngiler dapet perusahaan terus ditawarin anak bosnya lagi”. Sejenak Mbah menitikkan air matanya, tak tahan lagi tuk melanjutkan ceritanya...

Akupun bisa menyimpulkan, bahwa semua lelaki itu brengsek.... makanya aku ga suka lelaki (hehehe, menepiskan segala cerita miringku di catatan2 yang lain)...

“Yah, emang laki-laki yang namanya Rifqi itu Brengsek” gumamku dalam hati.
Mmm... kali ini bingung melandaku. Tak terlintas di benakku tuk memiliki pacar atau selebihnya, seorang kaya dari kota. Kini pun aku telah memiliki tambatan hati, gadis berkerudung dari Tasik yang aku kenal 2 tahun lamanya yang telah memikatku. Aku berfikir, belum saatnya aku memikirkan hal itu. Aku baru 22 tahun dan Mba Danti 32 tahun. Jalanku masih panjang, pastilah suatu saat ada Nanang-Nanang yang lain bisa membahagiakan Mba Danti. Selamat berjuang menemukan cinta sejati Mba... kali ini aku belum pantas menerima hal itu. Yang padahal sejatinya lelaki itu mau menerima calon istrinya apa adanya, walau seorang janda pun, asal seiman dan baik hati. Itu sih kata abahku...

“Berhentilah selalu mencari pasangan yang tepat, tapi jadikanlah orang-orang disampingmu adalah orang yang hebat. Karena sering Cinta datang ketika kau lengah tak mengharapkan”. Sejenak kuteringat pesan dari sahabatku yang sempat menghiburku saat aku mengalami kegagalan cinta... hehehe

Lalu ku lipat kembali surat itu. Angin berhembus pelan dan langit pun terlihat mendung. Aku pun beranjak dari tempat dudukku, memberanikan diri untuk pamit pulang menuju posko KKN ku dengan sepucuk surat dan bungkusan di tanganku....

Selamat jalan hari...
Selamat jalan waktu...
Karena aku tak tau
kapan dan kemana kaukan membawa lahirku..
andai ceritaku adalah debu
dan andai kenanganmu adalah sebuah perahu
mesti tak henti-hentinya berlalu
terimakasih cinta..
terima kasih kau yang telah membanggakanku
Aku bisa hidup karena CintaMu

Nanang_Grandong


Coretan itu aku bacakan ketika acara perpisahan berlangsung. Dan kulihat isyarat menunjuk ke arah mobil yang melaju pelan di samping Pendopo Balai Desa... dan hilang ditengah kegelapan....

Dan aku tahu itu kamu, Mba.... Selamat jalan....
Terima kasih Cinta.... Maafkan Aku...


In the corner of d' stingky’s room
Sunday, May 03, 2009
Nanang_grande




Pemain Cinta

Created by nanang_grande
Based true story in tanah Pasundan

"Apa yang kau cari selama ini, An,,?" lirih pelan tangan Fery menyisir rambut Aneta. Tatapan matanya seolah ingin mengalungkan pilu yang Ia rasakan. Fery menarik nafas. Seraya dengungan nafasnya memperlihatkan kekesalannya.
"Apa salahku hingga kau setega ini terhadapku ?" tegas Fery atas kekesalan yang terpendam selama ini.
Aneta menitikkan air mata, "Maafkan Aku, Mas. Aku..."
"Pstt... Yawdah kita teruskan nanti. Bentar ya..." potong Fery berlalu menuju ke kasir.
Fery memegang erat tangan Aneta. Tak seperti biasanya Fery terlihat begitu gugup. tak lama kedua pasang mata saling bertatapan, Anggukan Aneta mengiyakan isyarat ajakan Fery yang entah kemana Ia akan mengajaknya pergi.
Jalanan mulai sepi. Lampu-lampu kota menerangi 2 motor yang saling beriringan itu. Nampak Aneta masih terisak tangis. Hingga Fery pun membelokkan motornya ke suatu tempat.

"Kenapa seolah-olah mas memaksa aku untuk menerima cinta, Mas..??" , terang Aneta memulai pembicaraan.

"Apa...!!?!" Fery mulai mendekati gadis itu.

Pic by yudith harli sulfan paelongan"Jadi selama ini kamu cuma menganggap aku temen biasa? Ingat, Aneta..!! Di sini kau pernah memberiku bunga, di sini juga~ kau pernah memberiku buah delima berbentuk HATI....dan di sini juga, Kau tak menolak saat Aku MENCIUMMU..Apa itu main-main? Apa kamu anggap itu hanya....", tentu Fery tak kuat lagi meneruskan kata-katanya.

"Udah~cukup, Mas !! seseorang telah berhasil mengisi akuarium hidupku, seseorang telah membuatku bahagia, itu sebabnya aku memilih Dia", Terang perkataan Aneta membuat Fery kaget.

"Okey, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu itu...!!!", fery mengeluarkan foto yang tak lain adalah foto Aneta. Ia mencium foto itu lalu berlalu meninggalkan Aneta sendiri di malam itu. perasaan Fery yang tak menentu kala itu membuatnya bersikap bodoh. hingga Ia tak memperdulikan lagi seorang gadis di tengah malam itu sendiri. Karena Ia pun tak tahu harus berbuat apa lagi.

Good Bye....
andai cinta MAU DIPAKSA
Tentu Tak adil bagiku
Aku tak menyalahkan siapa-siapa

.... Tak lagi bisa berkata
~Fery~


01.29 WIB 26 Juli 2009 @ Umahe Mbaeh

Thursday, October 30, 2014

Angin Berbatu hiu

Created By Nanang_Grande

Hari menjelang sore, suasana sejuk serta pemandangan nan hijau memaksa Bayu yang baru pulang dari kantornya itu duduk di teras rumah kosnya menikmati habisnya hari dalam kesendiriannya. Boneka beruang warna pink terbungkus rapi di samping kakinya. Masih mengenakan pakaian kantornya Ia lantas menyibukkan diri mengeluarkan semua isi tasnya di meja bundar tepat di depan pintu masuk rumahnya. Boneka beruang kecil abu-abu menggantung ramai menghiasi tas kerjanya. Terlintas di pikirannya kembali mengingat masa-masa indahnya dulu waktu Imel memberinya gantungan kunci lucu itu saat masih kuliah 2 tahun lalu.
“Oh.. indahnya....”, seraya senyum manis bibir Bayu seperti malu malaikat melihat tingkah anehnya. Di tengah lika-liku angan-angannya mulai mengalun jauh, Bayu dikagetkan bunyi HP yang ada di saku celananya. Serentak wajah innocent Bayu berubah mengecut.

“Maafin Ade, Mas. Mama ga ngebolehin Ade ke Jogja, sekali lagi maafin Ade, mas. Luph”

Sms dari Imel terang membuat Bayu kecewa. Pandangannya tertuju pada boneka beruang yang baru saja di belinya. Terbayang sudah boneka lucu itu tak jadi menyambut kedatangan kekasih hatinya. Bayu telah berjanji akan membelikan sebuah boneka kalau Ia telah bekerja. Namun karena kelembutan dan kesabaran laki-laki bertampang pas-pasan itu pun akhirnya memakluminya. Malam pun tiba, di kursi sudut ruang tamu, Bayu hanya bertemankan boneka lucu, sesekali Bayu memeluknya.

Mengapa Kesempatan itu serasa tak pernah datang, Beib..??!?

Malam semakin dingin, hingga akhirnya mata Bayu terpejam menuntunnya terlarut dalam indahnya mimpi.
...Pagi mulai menyeruak kelam. Mentari pun perlahan mengulurkan kilauannya. Serasa tak malu akan kicauan burung yang berkicau di pagi yang cerah, Bayu masih terbaring di tempat tidurnya.
“Heh, bangun...!!!”
Terdengar suara yang kontan membuat Bayu terbangun.
“Busyet, ngapain aja lo semalem, Yu? Sorry gw langsung masuk, abis lo ga angkat2 telpon gw, trus tuh pintu ga lo kunci. Udah buruan mandi!, gw tunggu. Dasar kebluk.”,
“Oh, iya iya, tenkyu banget, Nda”, Bayu terlihat gugup, tersadar Nandha teman sekantornya yang tiba-tiba tengah berada di sampingnya itu. Dengan segera Bayu menuju ke kamar mandi, nampaknya waktu yang begitu sempit itu hanya Bayu gunakan sekedar mencuci muka dan segera berpakaian rapi. Nandha hanya tersenyum-senyum melihat tingkah konyol Bayu itu sambil membuka-buka majalah yang ada di ruang tamu.
“Yuk..!!” ajak Bayu telah siap. Bayu mengambil boneka yang masih terbungkus di kursi panjang di ruang tamu itu.

“Ngapain lo bawa-bawa boneka?? Mau jadi cewek, Lo??”, tanya Nandha keheranan sembari memencet dorr lock remote mobilnya.

“Hehe,,,”, Senyum Bayu lagi-lagi membuat Nandha semakin yakin akan kekonyolan sahabatnya itu. Tanpa bertanya lagi, Nandha segera memacu mobilnya.
“Nda, perasaan gw ga enak. Rencana gw si entar sore bis gawe gw mo cabut ke Jakarta. Tapi, tau perasaan kangen gw ma Imel dah ga karuan. Mau ga lo turunin gw di stasiun tugu? gw bolos”, terang Bayu panik seolah ada sesuatu yang mengganggu dengan ketidakjadiannya Imel datang ke Jogja menemuinya di sms Imel kemaren.
“Ah dasar gila, Lo!! Kerja aja belum genap sebulan dah maen bolos aja. Nggak!!!” sahut Nandha tak menghiraukan kepanikan Bayu.
“Tapi kalo gw ke Jakarta ntar sore, gw ga bakalan bisa ikut acara outbond kantor besok. Mending gw bolos sekarang kan dari pada besok. Please, Nda..”, Bayu tetap bersikukuh dengan keinginannya. Muka memelas dan segala rayuannya Ia kerahkan pada sahabatnya itu hingga akhirnya Nandha pun terpaksa mengantarkannya ke stasiun tugu.

“Tengkyu banget, Cinn... Lo bae banget. hehe”, terang Bayu meledek.

“Ni buat Lo, sebagai ungkapan thanks gw kepada sahabat gw yang bae ini,, hehehe” Lanjut Bayu melemparkan sebuah gantungan kunci berbentuk saru yang Ia belinya di Mirota Batik Malioboro.
“Haha Muke Lo bandul kunci. Paling juga Lo ke Jakarta Cuma buat yang kayak beginian ini hahaha”, Nandha pun bergegas meninggalkan Bayu dengan tawa dan raut muka aneh setelah menerima pemberian Bayu itu.

Bayu bergegas menuju ke tiket dan segera menaiki kereta. 9 jam berlalu hingga sampailah Bayu di stasiun Gambir. Heru, Seorang sahabat telah menantinya di pintu keluar. Pertemuan dengan sahabatnya itu membuat hati Bayu semakin terharu setelah sekian lama tak bertemu setelah mereka berpisah karena telah lulus dari kampus.

“Lo abis ini mau ke mana, Yu??”, Tanya Heru sembari menutup pintu mobilnya.
“Gw pengen kerumah Imel, Nyuk. Kayaknya ada sesuatu yang pengen Ia omongin ke gw. Dari pada gw di Jogja kepikiran mulu mending gw samperin aja ke sini” jawab Bayu seolah tak memperdulikan Heru yang keheranan setelah ia menyampaikan maksudnya untuk datang ke Jakarta.
Belum sempat Heru memutar kontak mobilnya, Bayu dikejutkan bunyi Hpnya.

“Mas, Ade pengen ketemu, Mas. Ade sekarang lagi di Gambir mau ke Jogja. Jemput Ade tar sore”
Kontan sms Imel membuat Bayu langsung bergesas keluar dari mobil.

“Imel di dalem, Nyuk. Tunggu ya”. Bayu panik tak percaya dan segera berlari dengan boneka yang masih ditangannya itu memasuki stasiun lagi.

“Tunggu, De.. Mas juga lagi di Gambir. Ade tunggu di cafe. Mas segera kesitu”, Bayu terengah-engah berlari sambil sesekali ia menelfol Imel.

Tapp... gadis cantik telah duduk sendiri di kursi paling pojok. Bayu pun segera memeluknya.
“Mel, kebetulan sekali mas baru nyampe sini” Bayu memeluk erat gadis itu dan setelahnya Ia memberikan boneka yang pernah Ia janjikan itu dulu.

“Makasih banyak, Mas. Tapi Ade harus ngomong ke Mas. Kalo Ade dah ngga bisa gini terus menunggu, Mas. Ade dah di lamar. Sangat disayangkan sekali. Tapi itu semua jawaban ketidak pastian Mas akan hubungan kita. Mas seolah belum cukup mengerti akan pentingnya sebuah hubungan”. Imel terisak dalam tangisnya. Sesuatu yang berat untuk Ia ungkapkan namun itulah kenyataanya. Imel nampaknya tak sanggup lagi menunggu Bayu yang belum bisa mengajaknya ke dalam sebuah hubungan yang lebih serius karena...... (Penulis pun tak sanggup mengatakannya).


Wanita tak hanya butuh cinta

Begitupun Bayu yang tak bisa berkata-kata. Ia pun menyadari semua itu. Mungkin hanya kata Ikhlas yang mampu menghiburnya saat itu. Harus bagaimana lagi, Bayu pun segera meninggalkan Imel yang tak mungkin lagi bersamanya.

Inikah semua jalan yang aku tempuh
Tuk dapatkan semua cintaku
~~~
Terimakasih Cinta
Kau telah menyadarkanku
Kumenunggu dirimu slalu
Kan berada di pelukku
Jangan pernah menangis lalu
Mengharapkanku mati
~Bayu in the end~


(Taken from Nanang Grande’s lyric song~Love actually)


Happy Idul Fitri

In d'jazz nite @ Cafe Lumbung
wait'in 4 d'next train
Saturday, 19th Sept'09

Wednesday, October 22, 2014

Built to Last

Created by Nanang_grande
“…Selamat tinggal masa lalu”…
Klepp…
Ahul menutup keras mengakhiri tulisan di buku diarynya. Sepintas wajahnya terlihat tak berekspresi. Segudang kenangan mengalun pelan meninggalkan suasana hatinya. Yah memang itu, Ahul pun tak mengerti mengapa setiap kerinduannya menusuk keriuhan semua angannya.

Hari itu di Jogja begitu panas. Sesekali Ahul mengelap keringat wajahnya dengan sapu tangan bulu kesayangannya. Buku diary 2008 Ia selipkan dalam jaket biru kotak-kotak yang ia kenakan. Ahul pun segera melangkah menuju gerbong kereta yang akan membawanya ke kota sejuk nian Purwokerto.
Selamat tinggal Jogjaku
Maaf ku tak bisa terus memetik buah kenanganmu selalu
sampai detik ini Kau pun tak bisa membunuhku
Aku tak membencimu
Tapi tolong jangan temani aku dulu
Dan jangan rayu aku
~Ahul~
Sesampainya di stasiun Purwokerto, gadis cantik berkerudung Pink melambai ke arahnya. Ahul menghampirinya.
“Ini buat kamu, Mia”, Sebuah kantong bercorak batik segera Ahul berikan kepada gadis imut itu. “Aku sayang Kamu”, lanjut Ahul menatap mata Mia yang terlihat kaget.
“Ha…?!!”, kontan Mia seolah memang masih belum percaya akan apa yang baru saja Ia dengar itu.
“Aku ngga berharap lebih dari apa yang baru kamu dengar, hanya sebuah ungkapan yang nyata terhadapmu, Mia. Aku sangat merindukanmu”, Ahul memegang tangan Mia dan terus menatap matanya.
“Aku….Aku…”
“Psstt, udah jangan dilanjutkan jika kamu tak sanggup mengatakannya. Apa yang ada dalam benakku hanya sebuah sakit jika ku tak segera mengatakannya”, Ahul mengelus gadis itu.
“Aku ngga lama di sini, hanya untuk bertemu kamu. Kamu cantik…”, lanjut ahul menarik tangan Mia. Nampak senyuman manis Mia membahagiakannya.
Dan,,, Ahul pun segera pamit. Kereta menuju Jakarta telah menantinya. Lambaian mengiringi kepergiannya.
“Cause this is real, and this is good.
It warms the inside just like….”
Ringtone di HPnya sejenak mengalihkan perhatiannya. Sebuah nomor muncul bertuliskan “Mia quh” seolah menari-nari dalam lantunan lagu Melee~Built to Last.
“Klekk”, Hmm…, Ringtone itu telah mati sebelum sempat Ahul mengangkatnya
Selang berapa lama setelah sebuah pesan diterimanya.
“ I Love U too”, sebuah pesan singkat dari Mia yang tentunya membuat Ahul berbunga-bunga. Hingga larutnya malam mengantarkan Ahul menuju Jakarta untuk kehidupan yang lebih baik.
I’ve looked for love in stranger places,
But never found someone like you.
Someone whose smile makes me feel I've been holding back,
And now there's nothing I can't do



Cause you are the sun in my universe,
Considered the best when we've felt the worst
And most of all it's built to last
~Melee~
I Love U, Mia...Ahul Loves U
















Pic by Yudith Harli Sulfan Paelongan
on the way to KOTA @KRL Ekspress, Monday, 14th Sept'09

Monday, October 20, 2014

Cara nonton tivi bening tanpa pusing bayar bulanan

      Selamat pagi siang dan malam, Kawan. Kali ini saya akan sedikit mereview paket yang baru saja dibeli. namanya Xtreamer Set Top Box DVB-T2 and Media Player - Black.

     Bagi yang masih asing dengan nama itu, sebagai gambaran prodak itu adalah receiver chanel televisi. Dimana kondisi khususnya di jakarta yang dimana-mana terdapat gedung tinggi yang pastinya menghalangi penangkapan sinyal televisi dari antena biasa. Receiver ini seperti halnya receiver siaran televisi berlangganan seperti INDOVISI*N, T*P TV dll, hanya saja yang perlu diingat perbedaanya adalah GRATIS alias tanpa bayar bulanan. Sebelumnya saya menggunakan antena dalam yang sepertinya hanya bisa menangkap beberapa siaran televisi, kemudian beralih ke antena luar yang ternyata tidak jauh berbeda hasilnya. Kemudian saya memasang televisi berlangganan selama 2 tahun yang setiap bulannya saya harus membayar 204rb (dikali 24 = Samsung TAB ato apple 5). dan sepertinya mubah menurut saya,karena semahal-mahalnya saya berlangganan siaran televisi dan sebanyak-banyaknya saya memiliki banyak saluran yang bisa ditonton, sepertinya saya lebih sering menonton berita TV ONE, METROTV dan spongesbob di GLOBAL TV. sayang kaann??? sedangkan tayangan lainnya seperti aljazera BBC apalagi, ngga pernah ditonton, seumur2 saya full seharian pas nonton kabar perang di GAZA, itupun bahasa inggris, ngga ngerti dah ngomong apaan.

     Naah, setelah curhat kepada seorang kawan tentang yang merekomendasikan membeli receiver DVB T2, sampai akhirnya saya membelinya.walaupun terjadi sedikit perbedaan pendapat mengenai merk yang kawanku beli adalah merk yang sudah terkenal yakni POLYTR*N, namun karena harganya lumayan yakni sekitar 450rb, saya membeli secara online Xtreamer Set Top Box DVB-T2 and Media Player - Black dengan harga 319rb+8rb ongkir. Lumayan kan,,,???

     Dalam paket menurut saya sudah lengkap jadi tidak perlu membeli komponen lain seperti kabel, colokan dll, terdiri dari receiver box, kabel RF, remote+baterai, kartu garansi dan buku manual ada semua didalam box.

      Dua gambar diatas adalah penerimaan sinyal televisi dengan antena dalam dan antena luar. hasilnya mengecewakan.



CARA PEMASANGAN
     Setelah membeli secara halal, (hahahaa), buka box nya. Melihat yang ada dalam box pun saya kira dengan tanpa membaca buku manual, Anda sudah bisa memasangnya . Saya Yakin Ituuuhhh,,,
1) Siapkan terlebih dahulu :
  • Satu buah receiver,
  • Kabel RF (kabel warna kuning, merah, putih)
  • Remote + Baterai
*terdapat dalam box

2)  Kabel dari antena UHF*
Saya menyarankan menggunakan antena luar UHF, saya sudah mencoba menggunakan antena dalam yang di sambungkan dengan receiver hasilnya bagus sih, cuma di beberapa chanel suka macet-macet. sedangkan ketika disambungkan dengan antena luar hasilnya lancar jaya.
3) Colokkan kabel RF (warna) ke box receiver sesuai warna, dan ujung satunya dihubungkan televisi dan juga disesuaikan dengan warnanya, warna kuning untuk video in dan merah putih untuk audio in.
4)   Colokkan jack antena UHF/antena luar ke box receiver,
5) Sambungkan kabel receiver ke sumber listrik

dengan begitu proses instalasi sudah selesai,

6) Nyalakan televisi, pilih  menu AV seperti saat nonton video. Dan disaan pertama kali menyala dan telah terbubung dengan televisi, muncul permintaan setting dan pencarian siaran secara otomatis. setelah selesai tekan OK. dan hasilnya menurut saya Ajiiiibbbb, tv one, metro tivi bening cling.
 
      Nah coba lihat hasilnya setelah menggunakan Xtreamer Set Top Box DVB-T2 and Media Player - Black. hasilnya maknyus,,,,,, alias saya ngga perlu muter antena nyari sinyal ato bayar mahal setiap bulan.

KEKURANGAN
      Setelah dari tadi membahas mengenai kelebihan, kalau dari segi penayangan menurut saya tidak mengecewakan. kekurangan disini akan saya bahas lebihnya tentang kurang lengkapnya chanel, bisa jadi ada beberapa stasiun tivi tersebut belum membuat jaringan sinyal digital atau receiver ini yang tidak bisa menagkap sinyal. 
Berikut ini adalah list saluran televisi yang bisa di nikmati di daerah saya di kebon jeruk jakarta barat
1)  METROTV
2)  ANTV
3)  SPORT ONE
4)  TV ONE 2
5)  BERITA SATU
6)  BERITA SATU
7)  TRANS 7
8)  TRANS TV
9)  KOMPAS TV
10)TVRI 1 
11) TVRI 2
12) TVRI 3
13) TVRI 4
14) TVRI HD
15) SCTV
16) INDOSIAR
17) O CHANNEL

Siaran Televisi yang tidak ada seperti:
1)  GLOBAL TV
2) MNC Group
3) RCTI

     Sedangkan untuk mengakali siaran tivi yang belum ada tersebut saya kembalikan lagi dengan menggunakan antena satu lagi yakni antena dalam dengan cara memindah saluran AV ke TV , dan sepertinya tidak ada masalah.

     Secara garis besar menurut saya, produk ini rekomended deh, cocok buat kawan-kawan yang pengen menikmati kualitas tivi yang jernih tanpa harus membayar biaya bulanan. Buat temen2 temen yang pengen menambahi tulisan Saya monggo silahkan ditunggu koment pengalamannya baik menggunakan receiver sama seperti saya ataupun merk lain.

Best Regards

Nanang _Grande
20 Oktober 2014